Tugas Pribadi
MANUSIA DAN CINTA KASIH
Dan disini aku juga akan mengomentari sebuah video bisa di lihat di link ini ya:
Pesan yang dapat diambil dari video ini adalah apapun, bagaimanapun, keadaan, kesibukan pekerjaan yang kita lakukan, jangan pernah melupakan keluarga, karena tanpa kita sadari keluargalah yang memiliki peran terbesar dalam aktivitas kita dalam kehidupan sehari-hari.
Nama: Febrin Dokmasari Sitorus
Seperti yang kita
ketahui manusia sangat berhubungan erat dengan cinta dan kasih. Dalam hidup,
tanpa adanya cinta dan kasih semuanya terasa hampa, baik itu cinta dan kasih
kita kepada Tuhan, orang tua, kakak/adik, sesama, bahkan pacar sekalipun. Kita
bisa mengalami, meresapi, bahkan mempraktekkan cinta dan kasih itu sendiri
dalam kehidupan sehari-hari.
Cinta dan kasih yang aku dapat paling besar dihidupku adalah dari Tuhan, mungkin bukan hanya aku saja yang merasakan hal itu, tetapi sebagian besar manusia pun merasa bahwa cinta dan kasih dari Tuhan lah yang paling berperan besar dalam kehidupan manusia.
Cinta dan kasih yang aku dapat paling besar dihidupku adalah dari Tuhan, mungkin bukan hanya aku saja yang merasakan hal itu, tetapi sebagian besar manusia pun merasa bahwa cinta dan kasih dari Tuhan lah yang paling berperan besar dalam kehidupan manusia.
Namun didunia
ini, Tuhan mengijinkan kita untuk memiliki rasa cinta kasih kepada sesama kita.
Dalam hidup ku, aku mendapat cinta kasih yang begitu besar dari seorang IBU,
yaa ibu..aku biasa memanggilnya dengan sebutan mama. Dia adalah sosok yang
tak’kan tergantikan dalam hidupku, dia memberi walau harus tak diberi, menerima
walau tak diterima.
Mama
itu……..mungkin tiada kata yang mampu mendeskripsikannya. Tapi satu hal, mama
adalah sosok terbaik dalam hidupku. Tanpa pernah mengharapkan pamrih, ia
menjaga dan membimbingku. Tanpa pernah mengeluh, semua dilakukannya dengan
penuh cinta kasih. Terkadang ada saatnya ia merasa lelah, tetapi tak pernah
dikeluhkan kelelahannya itu kepada ku.
Walaupun kadang akupun
merasa mama adalah orang yang paling cerewet, suka marah-marah, akupun juga
sering melawan sehinnga membuatnya sedih, walaupun tidak pernah ditunjukkannya
kesedihannya dihadapanku, tapi aku tahu hatinya sedih, karena aku melawannya.
Kadang aku merasa mamaku adalah mama tergalak. tapi aku sadar dibalik
kecerewetannya tersimpan kepedulian dan cinta kasihnya yang begitu besar, dia
punya berbagai cara untuk menyampaikan nasihatnya kepadaku, walaupun terkadang
nasihat yang disampaikannya tak sesuai dengan pemikiranku, yang membuat kami
saling berdebat satu sama lain.
Mama tahu dimana
ia harus bertindak cepat ketika aku membutuhkan sesuatu, dia menjadi orang yang
paling mengerti tentang aku, dia bisa menjadi mama, kakak, bahkan sahabat
sekalipun. Ketika kami berselisih paham sekalipun, mama selalu punya cara untuk
membuatku kembali bercanda bersamanya, kami punya banyak sekali cerita bersama.
Dia adalah teman
setiaku kemana pun aku pergi, kami suka menghabiskan waktu bersama, tetapi
sekarang aku harus mulai belajar hidup mandiri, karena semenjak aku kuliah dan
tinggal terpisah dengannya, waktu kami untuk bersama pun sudah sangat jarang,
bahkan ada saatnya dimana aku sungguh merindukannya. Tetapi dia tetap
memperhatikan keadaanku seperti saat aku masih bersamanya.
Sungguh tiada yang
dapat membalas setiap ketulusan dan cinta kasih yang kuterima darinya, ingin
rasanya memberikan prestasi terbaikku di kuliah ini, hanya doa dan harapan
terdalam agar mama sehat dan panjang umur, agar kelak dilihatnya aku berhasil
bahkan membuatnya menangis bangga karena prestasi yang kuraih. Mama itu
segalanya untukku aku bersyukur karena Tuhan mengijinkanku untuk mendapatkan cinta
kasih yang sesungguhnya dari seorang mama.
Tulisan ini ku buat dari lubuk hatiku yang paling dalam
untuk mamaku tercinta..
Disini aku akan berbagi cerita tentang sebuah ilustrasi yang dimana diceritakan tentang Kasih seorang Ibu kepada anaknya.
Di Jepang dulu ada tradisi membuang orang yang sudah tua ke hutan, mereka yang dibuang adalah orang tua yang sudah tidak berdaya sehingga memberatkan kehidupan anak-anaknya.
Pada suatu hari ada seorang pemuda berniat membuang ibunya ke hutan, karena si ibu telah lumpuh dan agak pikun. Si pemuda tampak bergegas menyusuri hutan sambil menggendong ibunya. Si ibu yang kelihatan tak berdaya berusaha menggapai setiap ranting pohon yang bisa diraihnya lalu mematahkannya dan manaburkannya di sepanjang jalan yang mereka lalui.
Sesampainya di dalam hutan yang sangat lebat, si anak menurunkan ibu tersebut dan mengucapkan kata perpisahan sambil berusaha menahan sedih karena ternyata dia tidak menyangka tega melakukan perbuatan ini terhadap ibunya. Justru si ibu yang tampak tegar, dalam senyumnya dia berkata "Anakku, ibu sangat menyayangimu, sejak kau kecil sampai dewasa, ibu selalu merawatmu dengan segenap cinta. Bahkan sampai hari ini rasa sayangku tidak berkurang sedikitpun. Tadi ibu sudah menandai sepanjang jalan yang kita lalui dengan ranting-ranting kayu. Ibu takut kau tersesat, tanda itu agar kau selamat sampai di rumah".
Setelah menengar kata-kata tersebut, si anak menangis dengan amat keras, kemudian langsung memeluk ibunya dan kembali menggendongnya untuk membawa si ibu pilang ke rumah. Pemuda tersebut akhirnya merawat si ibu yang sangat mengasihinya sampai ibunya meninggal.
"Orang Tua" bukan barang rongsokan yang bisa dibuang atau diabaikan setelah terlihat tak berdaya, karena pada saat engkau sukses, atau saat engkau dalam keadaan susah, hanya "Orang Tua" kita yang tak pernah meninggalkan kita, bagaimanapun keadaan kita, walaupun kita pernah kurang ajar kepada orang tua. Namun "Orang Tua" kita akan tetap mengasihi kita. Mulai sekarng mari kita lebih mengasihi "Orang Tua" kita selagi mereka masih hidup.
Tulisan ini saya dapat dari seorang teman, saya yakin kalian pasti akan mengirimkan pesan ini untuk lebih mengingatkan teman-teman dan sanak saudara kita akan pentingnya "Orang Tua" untuk kita. INDAHNYA BERBUAT BAIK.
Disini aku akan berbagi cerita tentang sebuah ilustrasi yang dimana diceritakan tentang Kasih seorang Ibu kepada anaknya.
Di Jepang dulu ada tradisi membuang orang yang sudah tua ke hutan, mereka yang dibuang adalah orang tua yang sudah tidak berdaya sehingga memberatkan kehidupan anak-anaknya.
Pada suatu hari ada seorang pemuda berniat membuang ibunya ke hutan, karena si ibu telah lumpuh dan agak pikun. Si pemuda tampak bergegas menyusuri hutan sambil menggendong ibunya. Si ibu yang kelihatan tak berdaya berusaha menggapai setiap ranting pohon yang bisa diraihnya lalu mematahkannya dan manaburkannya di sepanjang jalan yang mereka lalui.
Sesampainya di dalam hutan yang sangat lebat, si anak menurunkan ibu tersebut dan mengucapkan kata perpisahan sambil berusaha menahan sedih karena ternyata dia tidak menyangka tega melakukan perbuatan ini terhadap ibunya. Justru si ibu yang tampak tegar, dalam senyumnya dia berkata "Anakku, ibu sangat menyayangimu, sejak kau kecil sampai dewasa, ibu selalu merawatmu dengan segenap cinta. Bahkan sampai hari ini rasa sayangku tidak berkurang sedikitpun. Tadi ibu sudah menandai sepanjang jalan yang kita lalui dengan ranting-ranting kayu. Ibu takut kau tersesat, tanda itu agar kau selamat sampai di rumah".
Setelah menengar kata-kata tersebut, si anak menangis dengan amat keras, kemudian langsung memeluk ibunya dan kembali menggendongnya untuk membawa si ibu pilang ke rumah. Pemuda tersebut akhirnya merawat si ibu yang sangat mengasihinya sampai ibunya meninggal.
"Orang Tua" bukan barang rongsokan yang bisa dibuang atau diabaikan setelah terlihat tak berdaya, karena pada saat engkau sukses, atau saat engkau dalam keadaan susah, hanya "Orang Tua" kita yang tak pernah meninggalkan kita, bagaimanapun keadaan kita, walaupun kita pernah kurang ajar kepada orang tua. Namun "Orang Tua" kita akan tetap mengasihi kita. Mulai sekarng mari kita lebih mengasihi "Orang Tua" kita selagi mereka masih hidup.
Tulisan ini saya dapat dari seorang teman, saya yakin kalian pasti akan mengirimkan pesan ini untuk lebih mengingatkan teman-teman dan sanak saudara kita akan pentingnya "Orang Tua" untuk kita. INDAHNYA BERBUAT BAIK.
Dan disini aku juga akan mengomentari sebuah video bisa di lihat di link ini ya:
Jadi didalam video ini tuh diceritain tentang seorang anak
yang bernama Jani, si Jani ini ingin sekali bermain bersama ayahnya, namun sang
ayah begitu sibuk dengan pekerjaannya sehingga sang ayah tak dapat memberi
perhatian kepada Jani. Jani pun sedih bahkan ia sampai punya cara untuk
membeli waktu sang ayah dengan uang tabungannya sendiri hanya demi ingin
mendapat perhatian dari sang ayah, saat itu juga si ayah pun sadar akan
kesibukannya selama ini karena telah membiarkan anaknya Jani, tak mendapat
perhatian darinya.
Pesan yang dapat diambil dari video ini adalah apapun, bagaimanapun, keadaan, kesibukan pekerjaan yang kita lakukan, jangan pernah melupakan keluarga, karena tanpa kita sadari keluargalah yang memiliki peran terbesar dalam aktivitas kita dalam kehidupan sehari-hari.
Nama: Febrin Dokmasari Sitorus
NPM: 12512866
Kelas: 1PA03
Comments
Post a Comment